“Di area kami, terdapat Poleng Field yang 90% area operasinya berada di laut. Penunjang produksi dari Poleng Field untuk Minyak sebesar 2.754 BOPD atau 102,85% dari target dan Gas 4.050 MMscfd atau 101.08% dari target didapatkan dari Platform BW, CW, dan DW dengan 9 sumur produksi yang berada di laut Jawa. Maka dari itu, kami merasa Protap ini sangat penting. Karena kami bisa berkordinasi dengan KKKS dan instansi lainnya lebih mudah”, ujar Agus.
Terlebih, lanjut Agus, dalam kondisi migas global yang sedang turun, maka sinergi dan kordinasi antara SKKMigas dan KKKS serta instansi lain bisa menjadi salah satu upaya agar industri hulu migas di Indonesia bisa survive dan bisa memberikan kontribusi maksimal kepada perekonomian Indonesia.
“Tingkat resiko beroperasi di laut itu tinggi, sehingga apabila terjadi hal yang diluar kendali maka sekali lagi dengan adanya Protap ini diharapkan penanganannya bisa dilakukan dengan baik dan biaya yang efisien”, jelas Agus.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa ini merupakan hal yang unik bahwa Bupati diundang ke acara hulu migas sementara di Banyuwangi tidak ada atau belum ditemukan potensi migasnya.
Namun demikian, Anas panggilan akrabnya, menyampaikan bahwa dalam memimpin sebuah daerah seperti Kabupaten Banyuwangi ini dibutuhkan Anti Mainstream Marketing untuk bisa menjadikan Banyuwangi seperti saat ini.
“Tahun ini Banyuwangi mempersiapkan sedikitnya 123 Event berskala nasional dan internasional. Dan semuanya tidak melibatkan EO, semua dikerjakan oleh PNS dan melibatkan masyarakat. Sehingga biaya yang dikeluarkan sangat efisien dan masyarakat Banyuwangi merasa ikut terlibat dalam membesarkan daerahnya”, jelas Anas.
Lebih lanjut, Anas menambahkan bahwa banyak penghargaan yang diterima oleh Kabupaten Banyuwangi baik nasional maupun internasional yang kemudian semakin membawa turis domestik maupun mancanegara datang ke Banyuwangi dan secara langsung maupun tidak langsung menggerakkan perekonomian masyarakat.
Kemudian, Agus Amperianto menambahkan bahwa sesuai dengan spirit yang disampaikan oleh Bupati Banyuwangi tersebut, kita sebagai pekerja di perusahaan harus bisa berpikir dan menerapkan Anti Mainstream Marketing tersebut sesuai dengan konteks industri yang kita kelola.
“Jangan segan melakukan inovasi untuk perbaikan perusahaan. Terlebih terhadap kehandalan fasilitas produksi atau peningkatan aspek keselamatan operasi yang ujungnya mampu meningkatkan produksi migas. Kita patuhi aturan yang ada, kita implementasikan rencana yang sudah disusun, buat skala prioritas dan lakukan inovasi. Maka insyaallah industri hulu migas ini masih bisa menjadi penggerak perekonomian Indonesia”, pungkas Agus. (***)