“Kita targetkan penggunaan daur ulang malam sampai 98% sehingga mendapatkan sertifikat industri hijau. Nantinya bisa menjadi batik ramah lingkungan,” ujarnya.
Ketua Kelompok Batik Pratiwi Krajan, Pancasunu Puspitosari, merasa sangat bersyukur dengan bantuan dari program Corporate Social and Responsibility (CSR) Pertamina EP Asset 4 Cepu Field.
“Saya sangat berterima kasih sekali dengan bantuan dari CSR ini. Karena sangat bermanfaat untuk kebutuhan industri batik rumahan,” ungkapnya, di sela-sela pelatihan.
Selama ini, lanjut dia, sudah ada bak limbah sederhana. Namun dengan berjalannya waktu, kualitas baku mutu air untuk dibuang ke lingkungan sudah mulai menurun seiring dengan banyaknya jumlah batik yang diproduksi.
“Dengan dukungan tersebut, kami merasa tak canggung lagi kepada lingkungan masyarakat, terutama persoalan limbah. Justru kami bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa batik yang diproduksi sudah ramah lingkungan,” terangnya.
Sebelumya di tahun 2017 kelompok Batik Pratiwi Krajan juga sudah mendapatkan pelatihan Clean production meliputi kesehatan dan keselamatan kerja pengrajin batik, penghematan air, energi (menggunakan kompor listrik), dan penghematan bahan baku sehingga diharapkan pelestarian budaya batik ini tetap memperhatikan lingkungan.
Lebih lanjut Afwan Daroni menyampaikan bahwa IPAL tersebut sudah sesuai dengan standar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Ini bisa menjadi percontohan IPAL Batik di Wilayah Kabupaten Blora,” tutupnya. (***)
next post